SMK Negeri 1 Pleret

SMK Negeri 1 Pleret, berlokasi di Jalan Imogiri Timur, km.9 Dusun Jati, Desa Wonokromo, Kapanewon Pleret, Daerah Istimewa Yogyakarta
Terdapat 4 Kompetensi Keahlian, Yaitu:
1. Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL)
2. Teknik Jaringan Tenaga Listrik (TJTL)
3. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
4. Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM)

Kelas Seni Budaya Bersama Bu Rienz

Jika anda menempuh pendidikan di SMKN 1 Pleret, nanti akan berjumpa dengan Bu Rienz di kelas Seni Budaya.
Kelas Seni Budaya hanya ditempuh di kelas X saja, dengan jumlah jam tatap muka 3 JPL dalam sepekan.

Kegiatan SAGUGABLOG Lanjut 70

Ikatan Guru Indonesia (IGI) menyelenggarakan kegiatan yang sangat menarik, yaitu Sagusablog, atau SAtu GUru SAtu BLOG.
Kegiatan ini diawali dengan kelas sagusablog dasar, kemudian bagi peserta yang lulus, diperbolehkan untuk mengikuti kelas sagusablog lanjut.

Selasa, 01 Juli 2025

TOT Wayground Super Trainer 2025 Batch II #sesi-1

TOT Wayground Supertrainer: Membangun Kompetensi Digital Guru Hebat Indonesia

Quizizz telah bertransformasi menjadi Wayground. Dengan nama baru, fitur-fitur di dalamnya tidak berubah, tetap menjadi platform andalan bagi guru untuk menciptakan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan interaktif.

Selama tiga hari penuh semangat, mulai 1–3 Juli 2025, para pendidik terpilih dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kegiatan Training of Trainers (TOT) Wayground Supertrainer, sebuah program penguatan kapasitas yang dirancang untuk mencetak agen perubahan di bidang pembelajaran digital berbasis platform Wayground.


Kegiatan ini dilaksanakan secara daring setiap malam pukul 19.00 – 21.00 WIB, menghadirkan para narasumber inspiratif dan praktisi pendidikan yang telah membuktikan kiprahnya dalam dunia pendidikan digital.

🔰 Hari Pertama: Membuka Gerbang Transformasi Digital

Sesi perdana dibuka dengan hangat oleh Ayu Pratiwi selaku moderator yang mengatur alur kegiatan dengan cermat dan penuh semangat.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Umar Abdul Aziz, selaku Head of Community Wayground, yang menyampaikan pentingnya kolaborasi dan transformasi guru dalam menghadapi tantangan zaman. Beliau menekankan bahwa Wayground bukan sekadar platform, tetapi ekosistem pembelajaran yang membebaskan guru untuk berkreasi, berbagi, dan berkembang.

Materi inti pada sesi ini dibawakan oleh Febryanto Boney, seorang guru inspiratif dari SMP Kalam Kudus Bone, yang membawa para peserta menyelami pemanfaatan Wayground secara menyeluruh.
Beberapa topik yang dibahas di antaranya:

📌 Membuat akun Wayground (terintegrasi dengan akun belajar.id)
⚙️ Pengaturan akun untuk memaksimalkan fitur
🔍 Eksplorasi konten pembelajaran yang relevan dan interaktif
📝 Menyalin dan mengedit konten sesuai kebutuhan masing-masing guru
📚 Menjelajahi Perpustakaan Umum sebagai sumber inspirasi
🚀 Fitur teleportasi, menjelajah ke ruang-ruang belajar lain secara instan

Para peserta begitu antusias mengikuti praktik langsung dalam setiap sesi, didampingi narasumber secara teknis dan strategis. Sesi ini menjadi momentum awal yang sangat penting untuk membangun pemahaman dasar penggunaan Wayground.

👥 Para Narasumber Hebat di Balik TOT

Selama TOT berlangsung, para peserta juga akan berkesempatan belajar langsung dari narasumber-narasumber luar biasa, yaitu:
  1. Umar Abdul Aziz – Head of Community, Wayground
  2. Febryanto Boney – SMP Kalam Kudus Bone
  3. Khairani Harahap – UPT SDN 060817 Medan
  4. Dyah Anggoro Ratri – SMP Al Kautsar Bintaro
  5. Linda Haerunnisa – SDN Gambir 01 Pagi, Jakarta Pusat

Masing-masing narasumber akan membawakan sesi berbasis praktik dan inspirasi, untuk mempersiapkan para calon Supertrainer menjadi penggerak pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran di satuan pendidikan masing-masing.

🎯 Misi Besar di Balik TOT

TOT Wayground Supertrainer bukan sekadar pelatihan teknis, tapi juga gerakan pembelajaran. Di akhir rangkaian nanti, peserta diharapkan mampu:

  1. Menjadi fasilitator bagi guru-guru lain di wilayahnya
  2. Mengembangkan komunitas belajar digital berbasis Wayground
  3. Membagikan praktik baik dan konten yang kontekstual untuk siswa di Indonesia

✨ Penutup

Dengan semangat kolaborasi dan komitmen tinggi, kegiatan TOT Wayground Supertrainer ini diharapkan melahirkan para pendidik pelopor transformasi digital. Terima kasih kepada para narasumber, moderator, dan seluruh peserta yang telah menyatukan energi untuk menjadikan teknologi sebagai sahabat dalam pembelajaran.

Selamat menjalani hari-hari selanjutnya dalam TOT ini! Mari bertransformasi dan menjadi Supertrainer yang menginspirasi!

Senin, 16 Juni 2025

Catatan Saya dari Workshop di SMANCA

Belajar Bersama AI: Catatan Saya dari Workshop di SMA Negeri Cangkringan

Senin pagi, 16 Juni 2025, saya mendapatkan kesempatan istimewa untuk berbagi dan belajar bersama rekan-rekan guru serta karyawan SMA Negeri Cangkringan dalam Workshop Artificial Intelligence (AI). Saya hadir sebagai narasumber, membawa semangat kolaborasi, kreativitas, dan tentu saja, rasa penasaran yang sama besar dengan peserta: bagaimana AI bisa menjadi sahabat baru dalam dunia pembelajaran.

Kegiatan ini berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB dan dibuka secara resmi oleh Plh Kepala Sekolah, Bapak Rahmad Budiyono, S.Pd., yang menyampaikan pentingnya kesiapan guru menyambut era baru teknologi dalam pendidikan, terutama dalam menyikapi kehadiran AI sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar. Suatu kehormatan bagi saya bisa berada di tengah komunitas pendidikan yang terbuka dan antusias seperti ini.

Membuka Wawasan Lewat Refleksi Awal

Workshop saya mulai dengan survey pengetahuan awal peserta tentang AI menggunakan mentimeter. Pertanyaan sederhana: “Apa yang Anda ketahui tentang AI?” dan “Sudahkah Anda memanfaatkannya dalam pembelajaran?” membuka ruang diskusi yang menarik. Jawaban-jawaban yang muncul menunjukkan beragam pengalaman—dari yang belum pernah menyentuh AI sama sekali, hingga yang sudah mencoba eksplorasi kecil lewat aplikasi ChatGPT atau Canva.

Menghubungkan AI dengan Dunia Guru

Selanjutnya saya menyampaikan pengantar mengenai AI, bagaimana prinsip kerjanya, serta potensinya dalam mendukung guru: dari merancang materi, membuat asesmen, hingga menciptakan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan kontekstual.

Bagian yang paling saya nikmati adalah saat kami bersama-sama menyusun rencana pembelajaran dan asesmen berbasis AI. Melihat peserta mulai menyusun ide-ide yang konkret, saya merasa bahwa AI bukanlah sesuatu yang “jauh dan rumit”, melainkan bisa menjadi alat yang memperkuat kreativitas guru.

Prompt dan Praktik: Menciptakan Video AI

Suasana makin semarak saat kami mulai mengenal dunia prompt—cara memberi instruksi kepada AI agar bisa menghasilkan konten kreatif, khususnya video edukatif. Saya mengenalkan Google Veo2, sebuah platform AI dari Google yang memungkinkan pengguna membuat video hanya dengan mengetikkan deskripsi.

Peserta tampak antusias mencoba sendiri membuat video sederhana berdasarkan materi pelajaran yang mereka ajarkan. Beberapa bahkan langsung berencana menggunakan video buatan mereka untuk pembelajaran tahun ajaran baru mendatang!

Refleksi Penuh Semangat

Di akhir sesi, kami melakukan refleksi bersama. Banyak peserta menyampaikan rasa senangnya karena ternyata AI tidak serumit yang dibayangkan. Ada pula yang merasa lebih percaya diri untuk mulai bereksperimen di kelas.

“Baru pertama kali praktik langsung bikin video pakai AI. Ternyata menyenangkan dan mudah dipahami! Terima kasih Bu Rini atas bimbingannya,” ungkap salah satu guru peserta.

“Ternyata belajar AI itu menyenangkan dan tidak sesulit yang saya bayangkan. Terima kasih, Bu Rini, sudah membimbing dengan sabar dan menyenangkan,” kata salah satu peserta lain yang membuat saya sangat terharu.

Penutup: AI untuk Kolaborasi dan Kemajuan

Bagi saya, workshop ini bukan hanya soal mengenalkan teknologi, tapi tentang membangun keberanian dan semangat belajar bersama. Saya percaya, AI bukan untuk menggantikan guru, tetapi justru untuk memberdayakan guru agar bisa menghadirkan pembelajaran yang lebih relevan dan bermakna.


Melalui workshop ini, SMA Negeri Cangkringan menunjukkan komitmennya untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi terkini. Semoga kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan sebagai bentuk nyata pengembangan profesionalisme guru di era digital.

Terima kasih kepada keluarga besar SMA Negeri Cangkringan atas sambutan hangat dan semangat luar biasa. Semoga semangat kolaboratif ini terus tumbuh dan menginspirasi sekolah-sekolah lainnya.

Rabu, 23 April 2025

Webinar Series#4 Balai Tekkomdik 2025

AI untuk Pembelajaran Mendalam: Refleksi Saya dari Webinar Series #4 Balai Tekkomdik DIY

Tanggal 23 April 2025 menjadi salah satu momen berharga dalam perjalanan saya sebagai pendidik sekaligus Duta Teknologi. Pada hari itu, saya mendapatkan kehormatan menjadi salah satu narasumber dalam Webinar Series #4 yang diselenggarakan oleh Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) DIY, dengan tema “AI untuk Mendukung Pembelajaran Mendalam”.

Kegiatan ini dilaksanakan secara daring melalui Google Meet dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Jogja Belajar. Saya berbagi panggung virtual dengan rekan sesama Duta Teknologi DIY yang luar biasa, Yovita Della Carolina, yang turut memperkaya diskusi dengan pengalaman dan praktik baik dari kelasnya.

Mengajak Guru Melampaui Sekadar Teknologi

Dalam sesi saya, saya mengangkat pertanyaan utama:
"Apakah AI hanya sekadar alat bantu, atau bisa menjadi jembatan menuju pembelajaran yang lebih bermakna?"

Melalui pemaparan saya, saya mencoba membingkai Artificial Intelligence (AI) bukan hanya sebagai teknologi canggih yang memukau, tetapi sebagai alat yang dapat digunakan guru untuk memperdalam pemahaman siswa, memfasilitasi refleksi, dan merancang pembelajaran yang lebih kontekstual dan personal.

Saya membagikan beberapa praktik yang saya lakukan di kelas Seni Budaya, seperti penggunaan AI generatif untuk membuat video pembelajaran berbasis minat siswa, serta memanfaatkan AI untuk membantu menganalisis hasil refleksi siswa dan mengembangkan umpan balik yang lebih tepat sasaran.

Deep Learning Bukan Sekadar Mendalam, Tapi Membumi

Diskusi kami berkembang ke arah bagaimana AI bisa mendukung pendekatan deep learning, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa untuk:
  1. mengaitkan pengetahuan dengan pengalaman,
  2. berpikir kritis dan reflektif,
  3. membangun makna secara aktif,
  4. dan merasakan relevansi antara pelajaran dan dunia nyata.

Saya menekankan bahwa teknologi hanyalah kendaraan, sedangkan nilai-nilai kemanusiaan dan kedekatan guru-siswa tetap menjadi pengemudinya.

Interaksi Virtual yang Hangat dan Penuh Gagasan

Walaupun webinar ini dilaksanakan secara daring, interaksinya tetap terasa hangat. Pertanyaan-pertanyaan dari peserta menggambarkan semangat yang tinggi untuk menjelajahi dunia AI dalam pendidikan:

“Bagaimana memulai integrasi AI dalam pembelajaran tanpa harus ahli teknologi?”
“Apakah AI bisa membantu asesmen yang lebih mendalam dan humanis?”
“Bagaimana menghindari ketergantungan dan tetap menjaga peran aktif guru?”

Diskusi bersama Mbak Yovita juga sangat memperkaya. Beliau menampilkan praktik integrasi AI dari sudut pandang guru mata pelajaran eksakta, yang melengkapi pendekatan saya dari sisi seni dan humaniora.

Membangun Masa Depan, Mulai dari Sekarang

Saya menutup sesi dengan pesan sederhana tapi penting:
AI tidak menggantikan guru. Tapi guru yang terbuka pada pembelajaran baru—dan yang bisa memanfaatkan teknologi untuk menguatkan esensi pendidikan—akan menjadi agen perubahan sejati.

Terima kasih kepada Balai Tekkomdik DIY yang telah menyediakan ruang pembelajaran terbuka, inklusif, dan kolaboratif ini. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut, mendorong ekosistem pendidikan yang cerdas secara teknologi dan hangat secara nilai.
Mari terus belajar, tumbuh, dan menciptakan makna di tengah tantangan zaman.

Jumat, 31 Januari 2025

Teater (Part 5)

UNSUR, NILAI DAN FUNGSI

SENI TEATER


A. Unsur Teater

Unsur yang ada di dalam seni teater dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Unsur Internal

Unsur internal ini adalah unsur yang menyangkut mengenai keberlangsungan pementasan dalam suatu teater. Tanpa adanya unsur internal internal maka tidak akan terdapat suatu pementasan teater. Oleh sebab itu, unsur internal dikatakan sebagai jantungnya sebuah pementasan teater. Unsur internal ini sebagai berikut:

a. Naskah atau Skenario
Naskah atau juga Skenario berisi kisah itu dengan nama tokoh serta dialog nantinya akan dipentaskan. Naskah ini menjadi salah satu penunjang yang menyatukan segala macam unsur yang ada diantaranya pentas, pemain, kostum dan sutradara.

b. Pemain
Pemain adalah salah satu unsur yang paling penting di dalam sebuah pertunjukan teater. Pemain memiliki peran di dalam menghasilkan beberapa unsur lain, ialah seperti unsur suara serta gerak. Terdapat tiga jenis pemain, di antaranya peran utama (protagonis/antagonis), peran pembantu serta juga peran tambahan atau figuran. Di dalam film atau juga sinetron, pemain ini biasanya disebut juga dengan Aktris untuk perempuan, serta Aktor untuk laki-laki.

c. Sutradara
Sutradara ini adalah salah satu unsur yang paling sentral, disebabkan karna sutradara ini ialah orang yang memimpin serta juga mengatur sebuah teknik pembuatan atau juga pementasan teater. Sutradara ini menjadi otak dari alur dari sebuah cerita, misalnya seperti ialah menciptakan ide atau pemikiran mengenai pentas yang nanti akan digunakan mengarahkan semua aktor, membedah naskah, serta lain sebagainya.

d. Pentas
Pentas ini merupakan salah satu unsur yang mampu untuk bisa atau dapat menghadirkan nilai estetika dari sebuah pertunjukan. Selain dari itu, pentas tersebut menjadi unsur penunjang pertunjukkan yang di dalamnya itu terdapat tata lampu, properti, serta juga beberapa dekorasi lain yang berkenaan dengan suatu pentas.

e. Properti
Properti ini ialah sebuah perlengkapan yang diperlukan di dalam pementasan teater, seperti kursi, meja, robot, hiasan ruang, dekorasi, serta lain sebagainya.

f. Penataan (Tim Artistik)
Seluruh pekerja yang terkait itu dengan pementasan teater, antara lain sebagai berikut:
1) Tata rias ini merupakan cara mendandani pemain di dalam memerankan tokoh teater supaya lebih sesuai itu dengan karakter yang akan diperankan;
2) Tata busana ini ialah pengaturan pakaian pemain supaya mendukung keadaan yang menghendaki. Contohnya pakaian yang dikenakan anak sekolahan itu tentu akan berbeda dengan pakaian harian yang dikenakan pembantu rumah tangga;
3) Tata lampu ini ialah pencahayaan di panggung;
4) Tata suara ini ialah pengaturan pengeras suara.


2. Unsur Eksternal

Unsur eksternal merupakan unsur selanjutanya yang mengurus mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal yang akan dibutuhkan atau diperlukan di dalam sebuah pementasan. Unsur eksternal ini di antaranya sebagai berikut:

a. Staf Produksi
Staf produksi ini merupakan sekelompok tim atau individual yang berkenaan itu dengan pimpinan produksi sampai seluruh bagian yang terdapt di bawahnya. Adapun tugas dari tiap-tiap dari mereka di antaranya sebagai berikut:
1) Produser/pimpinan produksi;
2) Mengurus semua hal tentang produksi;
3) Menetapkan anggaran biaya, fasilitas, program kerja personal (petugas), dan lain sebagainya.

b. Stage Manager
Tugas dari stage manager di antaranya sebagai berikut:
1) Pemimpin dan penanggung jawab panggung;
2) Membantu sutradara.

c. Desainer
Tugas dari desainer di antaranya sebagai berikut:
1) Menyiapkan segala macam aspek visual yang menyangkut, seperti menyiapkan properti.
2) Mengatur suasana atau juga tempat atau pun juga perlengkapan kostum, tata lampu pementasan, serta juga pencahayaan, serta perlengkapan pendukung lainnya seperti, audio.

d. Crew
Crew ini ialah pemegang divisi dari setiap sub yang dipegang bagian desainer, di antaranya sebagai berikut:
1) Bagian pentas/tempat;
2) Bagian tata lampu (lighting);
3) Bagian perlengkapan serta tata musik;


B. Nilai dan Konsep dalam Seni Teater

Nilai dan konsep yang ada di dalam seni teater ini sebagai berikut:
1. Nilai Seni Teater
Dalam pementasan sebuh teater banyak nilai yang dapat atau bisa diserap oleh penikmatnya. Nilai-nilai yang terkandung di dalam seni teater antara lain:

a. Nilai didik; Nilai-nilai yang menjadi landasan falsafah hidup, seperti nilai saling menhargai dan menghormati

b. Nilai sejarah; nilai yang membantu penonton mengenali dan mengetahui peristiwa dan sejarah masa lalu

c. Nilai budaya; Nilai budaya yang biasanya ditonjolkan dalam sebuah teater meliputi perilaku dramatis yang menggambarkan adat istiadat, perilaku, dan kebiasaan-kebiasaan hidup manusia di suatu daerah yang menjadi ciri khas daerah tersebut.

d. Nilai religius. Tersampaikan kepada penonton melalui pertunjukan yang menggambarkan kehidupan beragam dan erat hubungannya dengan peningkatan kepercayaan terhadap Tuhan

2. Konsep Seni Teater

Konsep dasar dari seni teater terdiri atas dua aspek, di antaranya aspek apresiasi dan kreasi. Namun, disebabkan karna keterbatasan SDM aspek yang lebih sering diajarkan berhubung dengan aspek apresiasi yang seharusnya aspek kreasi ini lebih dikedepankan.

Seni teater meliputi keterampilan olah pikir, olah rasa, olah suara dan olah tubuh, yang di dalam pementasannya tersebut memadukan seni peran, seni rupa, seni gerak,seni sastra, seni tari, dan seni musik.

C. Fungsi Seni Teater

1. Seni Teater Sebagai Ritual atau Upacara
Di dalam fungsi ritualnya, suatu peristiwa teater menjadi ajang penjelasan, penghayatan dan pengukuhan nilai-nilai kepercayaan atau agama yang dianut oleh masyarakat yang melaksanakannya. Sampai sekarang pada berbagai teater etnik unsur-unsur upacara tetap menonjol dengan dibicarakannya mantra-mantra, disediakannya sajen serta tindak upacara yang dilakukan baik oleh dalang maupun oleh pihak lain yang tidak terlibat langsung dalam pertunjukan.

2. Seni Teater Sebagai Seni atau Estetik
Di dalam peristiwa teater suatu masyarakat bukan saja mengungkapkan pikiran, perasaan, kecemasan, harapan dan sebagainya, akan tetapi juga menikmati bentuk-bentuk pengungkapan itu. Dalam peristiwa seperti itu, suatu masyarakat tidak hanya merasa puas dengan telah dapat mengungkapkan pengalamannya, akan tetapi mereka juga merasa puas atau tidak puas dalam hubungan dengan bentuk-bentuk ungkapan yang mereka gunakan.

3. Seni Teater Sebagai Hiburan
Dalam hubungan ini seni teater memenuhi keperluan masyarakat akan pengalaman yang berbeda dengan pengalaman mereka sehari-hari. Bahkan kadang-kadang memenuhi keperluan bagi masyarakat yang ingin melepaskan diri atau melarikan diri dari persoalan kehidupan mereka sehari-hari.

4. Seni Teater Sebagai Media Pendidikan
Teater ialah seni kolektif, di dalam artian teater ini tidak dikerjakan dengan secara individual. Melainkan untuk mewujudkannya itu kemudian diperlukan kerja tim yang harmonis. Apabila suatu teater ini dipentaskan, diharapkan pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis serta juga pemain itu tersampaikan kepada banyak penonton. Dengan melalui pertunjukan tersebut biasanya manusia kemudian akan lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan apabila dibandingkan itu hanya membaca lewat sebuah cerita.

5. Seni Teater Sebagai Media Ekspresi 
Teater ini ialah salah satu bentuk seni dengan fokus utama pada laku serta dialog. Berbeda dengan seni musik yang menitikberatkan pada aspek suara serta juga seni tari yang menitikberatkan pada keselarasan gerak serta juga irama. Di dalam praktiknya, Seniman teater tersebut kemudian akan mengekspresikan seninya di dalam bentuk gerakan tubuh serta juga ucapan-ucapan.

Jumat, 24 Januari 2025

Webinar Kombel Sahabat PembaTIK DIY

Menemukan Makna Baru dalam Pembelajaran: Catatan Saya dari Webinar “Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning”


Di tengah arus perubahan pendidikan yang terus berkembang, saya merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari sebuah ruang belajar yang terbuka dan bermakna—Webinar Praktik Baik bertema “Personalisasi Pembelajaran dengan Deep Learning: Sebuah Pendekatan Baru” yang diselenggarakan oleh Komunitas Belajar Sahabat PembaTIK DIY pada tanggal 22 dan 24 Januari 2025.

Saya bergabung sebagai salah satu narasumber bersama empat rekan Duta Teknologi DIY lainnya, dalam kegiatan daring yang disiarkan melalui Google Meet dan live streaming YouTube Sahabat PembaTIK DIY. Meski dilakukan secara virtual, semangat belajar dan berbagi terasa sangat kuat.

Menjawab Tantangan: Bagaimana Membuat Pembelajaran Lebih Bermakna dan Personal?

Dalam sesi saya, saya mengangkat topik yang sejak lama menjadi perhatian saya sebagai guru: bagaimana kita bisa menghadirkan pembelajaran yang benar-benar menyentuh kebutuhan dan potensi setiap siswa?

Saya memulai dengan refleksi sederhana: kita hidup di zaman di mana akses informasi sangat luas, namun tidak semua siswa merasa "dikenali" dalam proses belajar. Di sinilah pendekatan deep learning dan personalisasi pembelajaran menjadi sangat penting.

Personalisasi Bukan Sekadar Diferensiasi

Saya mencoba menjelaskan bahwa personalisasi pembelajaran bukan sekadar membedakan tugas untuk siswa cepat dan lambat, tetapi lebih dalam dari itu: bagaimana kita mengenali minat, gaya belajar, latar belakang, dan tujuan belajar tiap siswa, lalu merancang pengalaman belajar yang sesuai.

Melalui pendekatan deep learning, kita mengajak siswa tidak hanya mengingat, tapi juga memahami, mengaitkan, dan merefleksikan. Saya membagikan beberapa praktik sederhana yang saya lakukan di kelas seni budaya, mulai dari proyek berbasis minat, refleksi kreatif, hingga integrasi teknologi seperti AI untuk memperkaya pemahaman siswa.

Kolaborasi yang Menguatkan

Yang paling mengesankan bagi saya dalam webinar ini adalah semangat kolaborasi antar Duta Teknologi DIY. Masing-masing narasumber membawa warna yang berbeda: ada yang membagikan praktik baik di mata pelajaran eksak, ada yang menyampaikan tentang teknologi pendukung, dan ada pula yang fokus pada pemanfaatan media interaktif.

Diskusi dengan peserta berlangsung aktif. Banyak guru bertanya bagaimana mengawali personalisasi di kelas yang jumlah siswanya banyak, atau bagaimana mengatur waktu untuk refleksi tanpa mengorbankan target kurikulum. Pertanyaan-pertanyaan ini menguatkan bahwa kita semua sedang dalam proses belajar yang sama.

Dampak Sebuah Webinar

Melalui live chat YouTube dan Google Meet, saya membaca banyak komentar yang penuh semangat:

“Terima kasih Bu Rini, jadi paham bahwa personalisasi itu bukan hanya membedakan tugas.”
“Terinspirasi dengan pendekatan deep learning yang tidak hanya teoritis.”
“Bisa dicoba langsung di kelas minggu depan!”

Bagi saya, itu adalah momen yang menguatkan: bahwa webinar ini bukan hanya sebuah sesi daring, tapi juga ruang tumbuh bersama.

Menutup dengan Harapan

Saya menutup sesi saya dengan keyakinan bahwa setiap guru bisa memulai personalisasi pembelajaran, dari langkah-langkah kecil: mengenal murid lebih dalam, memberi ruang untuk suara mereka, dan menghadirkan pembelajaran yang bermakna.

Terima kasih untuk Komunitas Belajar Sahabat PembaTIK DIY atas kesempatan luar biasa ini. Semoga kolaborasi, semangat, dan praktik baik seperti ini terus berlanjut, membentuk ekosistem pendidikan yang lebih manusiawi, reflektif, dan relevan.

TOT Wayground Super Trainer 2025 Batch II #sesi-1

TOT Wayground Supertrainer: Membangun Kompetensi Digital Guru Hebat Indonesia Quizizz telah bertransformasi menjadi Wayground . Dengan nama...